Rabu, 02 Maret 2011

Bolos Sekolah

Kaget, kesel, marah, sedih, kecewa..........itu yang aku rasa waktu denger dari wali kelas bahwa anakku udah dua hari bolos. Masya Allah pengen rasanya kasih hukuman paling berat. Buat aku ga ada toleransi kalo berhubungan sama yang namanya BOLOS apalagi TAWURAN, tapi hati dan otakku masih waras buat melakukan hal-hal yang bisa menyakiti secara fisik. GA AKAN PERNAH MAU !!!

Dalam kesedihan dan rasa marah ini aku sempatkan sms putriku, aku bilang aku marah dan sedih karena adik-adiknya udah bohongin aku (hanya sama dia aku bisa curhat...mungkin karena sama-sama perempuan). Yang bikin aku tambah kesel ternyata supir dan pembantu tau hal ini, bahkan sepupuku juga tau, tapi kenapa mereka ga lapor? jawabannya TAKUT DIMARAHIN !!! ya ga mungkinlah aku marah sama mereka, justru dengan mereka lapor aku merasa terbantu.

Aku yakin mereka sekarang ada di warnet deket rumah. Makanya aku minta pembantu susulin kesana, dan ternyata benar. Aku marah besar setelah tau alasannya sangat tidak masuk akal. Mana mungkin mereka telat sampai sekolah, berangkat dari rumah aja jam 6.15, dan kalopun mereka telat pasti kakaknya juga telat. Kuputuskan memberi mereka hukuman, harus bersihin rumput halaman belakang, dan aku ambil dompetnya.

Aku bukan orangtua yang suka larang ini itu. Kalo pas libur mereka boleh main game di warnet, mereka juga boleh main ke tempat teman2nya atau nonton atau apalah asal aku tau dan ga ngakalin. Aku sadar kalo ABG jaman sekarang semakin dilarang semakin nekat. Makanya aku selalu berusaha kenal juga sama lingkungan anak-anak, kenal sama teman-temannya supaya bisa kontrol mereka.

Andai aja anak-anak tau, betapa berat beban dan tanggung jawab yang kurasakan. Menjaga dan membiaya mereka seorang diri. Tapi gapapa, aku masih mampu, aku masih sehat, aku masih bisa cari duit, karena akan membuat aku bangga ketika mereka menjadi orang-orang yang berhasil, baik akhlak maupun cita-citanya. Aku mau mereka mempergunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat, kalo sekali-kali cari hiburan ya okelah, tapi ga dengan cara bohongin aku.

Sejujurnya aku ga pernah tega hukum anak2ku, dalam bentuk apapun, tapi aku harus melakukannya. Bukan karena aku benci tapi karena aku mau mereka ngerti kenapa aku marah dan kecewa. Meskipun setelahnya, selalu ada penyesalan dalam hatiku.

Aku sayang anak-anakku. Buat aku mereka harta yang tak pernah ternilai di dunia. Saat ini mungkin mereka juga marah padaku atas hukuman yang kuberikan, tapi semoga kelak mereka tau bagaimana cinta dan pedulinya aku T_T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.