Rabu, 02 Maret 2011

Pindah Ke Sukabumi

Pindah Ke Sukabumi
 
Alhamdulilah, usaha bapak berkembang pesat sampai buka cabang di kota Sukabumi, itu artinya kita semua pindah rumah dan ..... sekolah. Upss...ini yang paling aku takutkan. Belum apa-apa aku udah takut ga punya temen karena memang aku lumayan pemalu waktu kecil. Tapi mau bilang apa, masa aku tinggal sendirian di Bogor?

Atas rekomendasi kawannya, bapak memasukkan kami ke sekolah Katolik favorit di sana. Meskipun kami muslim bukan masalah menyekolahkan kami disana, karena tetap kami diwajibkan mengaji sore harinya. Hari pertama bikin aku deg-degan, dan aku ingat orang yang menyapa aku duluan namanya Mellyana, dan dialah yang berbaik hati mengenalkan aku sama teman-teman sekelas. Oh ya aku ingat dulu punya teman sekelas namanya Ismet, anaknya manja banget dan ga peduli sama sekelilingnya, seolah-olah dia punya dunia sendiri. Aku malas juga berteman dia, sampai satu kejadian aku telat dijemput atau lebih tepatnya supirku lupa jemput sepulang nonton film bioskop bersama, aku inget judulnya NAKALNYA ANAK-ANAK

Nakalnya Anak-anak
sama film BUAH HATI MAMA

Buah Hati Mama
 
tuh Film dua-duanya yang main Alm. Riyan Hidayat. Wuihhh sampai aku jatuh cinta sama pemainnya hihihi.....( senangnya bisa nobar temen-temen sekelas ), dan ini bikin aku ketakutan stengah mati, untunglah bu Ellen, wali kelasku yang baik hati mengantar aku pulang .......... tetapi nebeng mobilnya Ismet ... (maaf ya Ismet, ternyata kamu baik juga)

Meskipun kami hanya tinggal satu tahun di Sukabumi banyak juga kenangan yang masih aku ingat sampai sekarang. Termasuk kejadian memalukan yang dilakukan adikku, selain bikin mukaku memerah tapi juga bikin perut aku mual.....Masya Allah kenapa juga dia mesti Pup di celana, dan wali kelasnya minta aku nemuin dan bujuk adikku supaya ga nangis, sialnya tanpa perasaan ibu guru wali kelas adikku mengumumkannya di depan kelas ku......pengen kabuuuuuuuuuuuuuur dan dengan diiringi tertawaan teman-teman, terpaksa aku ke kelas Adikku. Nyebelinnya biar udah dibujuk abis-abisan ( dan nahan perut yang mual karena baunya ) tetep aja dia nangis. Aku nyerah dan akhirnya ke kantor kepala sekolah pinjam telpon, selama nunggu orang rumah datang aku harus rela berdiam diri bersama adikku ( kenapa sih kecil-kecil bikin aib? ). Bukan sekali dia berulah, sewaktu dia main ke rumah temannya tanpa perasaan bersalah dia pipis di celana dan membasahi karpet berbulu indah yang ada diruang tamu. Supaya ga ketauan tuh pipis ditutupin pake koran sama Si Mba yang biasa nemenin kami ( cieeee... gini-gini kita juga punya sama baby sitter lho hahaha....walopun baby sitter palsu alias buster)

Ga pernah disangka setelah menikah aku balik lagi dan tinggal di Sukabumi sampai 12 tahun, dan adikku yang menyebarkan aib dimasa kecil  (hahahaha....sori say..jangan marah yah kalo baca tulisan ini) sampai sekarang malah tinggal disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.